Jumat, September 09, 2011

sekolahku SMKN 3 Boyolangu | part 1

Motto untuk SMKN 3 Boy

BEKTI

(BERBUDI, KOMPETEN, TANGGUH, DAN INOVATIF)

Oleh Heri Subowo, M.Pd.


Mulai tahun pelajaran 2011/2012 ini SMKN 3 Boyolangu mempunyai motto/semboyan “Berbudi, Kompeten, Tangguh, dan Inovatif” , yang apabila diakronimkan menjadi “BEKTI” yang berarti PATUH/TAAT. Semua komponen sekolah, terutama pendidik dan peserta didik hendaknya mempunyai komitmen untuk melaksanakan semboyan tersebut sehingga mewujudkan lulusan yang unggul dan berdaya saing tinggi secara global.



Berikut ini saya coba untuk menguraikan semboyan di atas:

Berbudi, merupakan kependekan dari berbudi pekerti. Kata budi pekerti dalam kamus Bahasa Indonesia adalah tingkah laku, perangai, akhlak. Budi pekerti mengandung makna perilaku yang baik, bijaksana dan manusiawi. Perilaku baik tersebut berhubungan dengan tuhannya, diri sendiri, anggota keluarga, masyarakat dan bangsa, dan alam sekitarnya. Budi Pekerti adalah induk dari segala etika, tatakrama, tata susila, perilaku baik dalam pergaulan, pekerjaan, dan kehidupan sehari-hari. Pertama-tama budi pekerti ditanamkan oleh orang tua dan keluarga di rumah, kemudian di sekolah dan tentu saja oleh masyarakat secara langsung maupun tidak langsung. Seorang pendidik berkewajiban memberi teladan dan membimbing/ membentuk karakter peserta didik agar mempunyai budi pekerti yang luhur.

Kompeten menurut kamus Bahasa Indonesia adalah kewenangan untuk memutuskan/menentukan sesuatu. Dalam Standar Kompetensi Nasional Indonesia (SKNI), kompetensi diartikan sebagai kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan atau melaksanakan pekerjaan yang dilandasi oleh pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), dan sikap kerja (attitute).

Bila kompetensi bermakna kemampuan, maka kompeten berarti mampu/cakap. Peserta didik dikatakan kompeten jika mempunyai keterampilan memadai terhadap bidangnya sesuai dengan standar yang dibutuhkan yang dilandasi oleh pengetahuan yang cukup dan sikap positif yang menunjang dalam menyelesaikan pekerjaannya. Pendidik mempunyai kewajiban untuk menjadikan peserta didik kompeten dalam bidangnya.

Tangguh, menurut kamus Bahasa Indonesia berarti sukar dikalahkan, kuat, andal, tabah dan tahan, serta kukuh. Tangguh dapat ditinjau dari dua sisi, yaitu phisik dan psikis. Tangguh secara phisik berarti sehat/tidak sakit-sakitan, kuat, dan daya tahan tubuhnya baik. Tangguh secara psikis berarti mempunyai daya juang baik, tidak mudah putus asa/menyerah, tabah, sabar, ulet, tahan menderita, dan kuat pendirian.

Inovatif berarti dengan kreatifitasnya selalu mengembangkan segala potensi yang telah dimiliki sehingga menjadi manusia yang unggul. Melalui perenungan dari setiap tindakan, ucapan, dan perilaku, peserta didik diharapkan selalu mengembangkan karakternya sehingga menjadi manusia yang berbudi pekerti dan nantinya dapat dengan mudah diterima dalam pergaulan di masyarakat, dimanapun, dan kapanpun.

Selanjutnya untuk kompetensi yang telah dikuasai harus selalu dikembangkan (update) setidaknya sesuai dengan Iptek terkini atau berinovasi untuk tingkat yang lebih tinggi. Dengan laju perkembangan Iptek yang sedemikian pesatnya, maka jika berhenti sejenak sangat dimungkinkan akan jauh ketinggalan sehingga mendapatkan predikat “gaptek” alias gagap teknologi atau “katrok” alias kurang pengetahuan.

Sedangkan dari sisi tangguh, secara phisik peserta didik diharapkan selalu melatih dan menjaga kebugaran tubuh dengan berolahraga, memenuhi kebutuhan asupan gizi secara layak, dan menghindari segala makanan, minuman, atau apapun yang merusak kesehatan tubuh. Pendidik, khususnya pelajaran olahraga diharapkan melatih peserta didik agar phisiknya tangguh, kuat, mempunyai daya tahan yang prima. Karena pada saat bekerja nantinya dituntut kondisi phisik yang prima, yang mampu bekerja sekitar 8 jam dalam sehari yang kadang tidak boleh duduk. Sedangkan tangguh secara psikis dapat dilatih dengan menerapkan hasil setiap pekerjaan apapun dengan target kualitas/prestasi tertinggi, setiap permasalahan yang dihadapi harus dapat terselesaikan dengan sebaik-baiknya, dan sebagainya.

Apabila peserta didik pada saatnya lulus dari SMKN 3 Boyolangu telah mempunyai budi pekerti luhur, kompeten dibidangnya, tangguh, dan selalu berinovasi, serta mempunyai jiwa “bekti”/patuh terhadap segala tata aturan positif/norma yang berlaku, maka insyaallah merupakan manusia unggul yang akan mampu mencapai masa depan gemilang. Semoga.

0 comments:

Posting Komentar